Sejarah Mulanya Sistem Barter dan Uang Kertas

Kebutuhan manusia meningkat seiring berjalannya waktu dan mendorong sistem pertukaran saat itu mengalami revolusi dengan mekanisme transaksi yang lebih efisien. 

1. Permulaan Sistem Pertukaran


Pada masa dahulu, pekerjaan manusia rata-rata berburu dan gathering. Daging atau sayur yang didapatkan dari hasil bercocok tanam dan berburu di lakukan pertukaran langsung dengan sistem barter. Saat itu uang belum terlibat atau diciptakan. Agar barter berhasil, kedua belah pihak harus sama sama saling membutuhkan barang yang sesuai misal seorang petani yang tidak membutuhkan sayur karena banyak dan kekurangan daging. Hasil panen tersebut dapat dilakukan barter. Tetapi gegara banyaknya preferensi  dan kebutuhkan tidak selalu cocok maka sulit bagi mereka untuk transaksi langsung ini. Barang atau jasa juga menjadi masalah dalam nilai relatif. Penilaian ini seringkali subjektif dan bervariasi antar individu atau kelompok.

Ketergantungan terhadap keberadaan pasar dinilai juga sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan sistem barter ini. Oleh karena itu transaksi di luar komunitas atau jarak jauh masih dibatasi. Barang barang seperti daging, buah-buahan maupun makanan hasil panen tidak selalu mudah disimpan dalam jangka panjang sehingga sulit untuk menyimpan kekayaan atau nilai dalam bentuk barang

2. Keterbatasan Sistem Barter:

Keterbatasan sistem barter ini mendorong mereka pada saat itu untuk mencari solusi yang lebih efisien dalam sistem pernukaran. Ada beberapa keterbatasan sistem barter yang muncul:
  • Masalah Kecocokan Kebutuhan (Double Coincidence of Wants): terjadi karena hambatan besar dalam ketidakcocokan kebutuhan di antara orang orang yang berbeda

  • Kesulitan dalam Menentukan Nilai: barang dan jasa bisa sangat subjektif dan bervariasi mengakibatkan penentuan nilai relatif barang dan jasa menjadi sulit dan rumit

  • Kurangnya pengukur unit: transaksi yang dilakukan seringkali menyebabkan ketidakpuasan dipihak tertentu karena tidak adanya alat tukar yang standar dalam menentukan ukuran dan nilai.

  • Tidak Adanya Kemampuan untuk Menyimpan Nilai: beberapa barang yang digunakan dalam barter tidak bisa disimpan dengan baik untuk masa depan yang menjadi penyebab hasil panen atau daging menjadi cepat rusak.
  • Transaksi Jarak Jauh Terbatas: Seperti yang dijelaskan diatas Sistem barter umumnya terbatas dilokasi luar lokal sehingga sulit dilakukan tanpa sistem yang lebih efisien.

Keterbatasan ini mendorong terciptanya uang sebagai solusi untuk memfasilitasi transaksi. Sebagai alat tukar dalam menyelesaikan beberapa masalah utama dari sistem barter, uang mempunyai peranan penting seperti:

  1. Mengatasi Masalah Kecocokan Kebutuhan: Uang memungkinkan seseorang melakukan transaksi jual beli barang dan hasilnya digunakan untuk membeli barang sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga solusi ini mengatasi masalah "double coincidence of wants."

  2. Standarisasi Nilai: Uang juga berfungsi sebagai alat ukur unit yang mempermudah transaksi dan perhitungan karena sifatnya yang konsisten.
  3. Kemampuan untuk Menyimpan Nilai: bentuk logam atau kerja uang bisa disimpan kapan saja dalam jangka waktu yang lama tanpa kehilangan nilai, memberikan solusi lebih baik dalam penyimpanan kekayaan dan nilai
  4. Fleksibilitas dalam Transaksi: Uang memungkinkan transaksi jarah jauh dan dimanapun secara luas tanpa harus bertemu secara langsung untuk bertukar barang 
  5. Menyederhanakan Transaksi:Dengan uang, setiap transaksi yang dilakukan pun menjadi sederhana dan mudah sehingga dapat mengurangi kesulitan yang terjadi dalam sesi tawar menawar atau pertukaran langsung barang dan jasa.
Dengan adanya uang, proses dalam transaksi bisa menjadi lebih efisien dan pertumbuhan perdagangan, akumulasi kekayaan, dan perkembangan sistem keuangan memungkinkan pertumbuhan yang terjadi bisa berubah secara lebih sederhana.

Nah, sampai disini saya akan memberi tahu kalian bagaimana barang uang pertama kali muncul sebelum uang kertas ada dalam bentuk barang-barang yang memiliki nilai intrinsik atau disebut sebagai commodity money(barang uang). Konsep ini sangat penting dalam evolusi sistem keuangan manusia.

Terdapat 5 barang uang yang sangat berharga pada saat itu yaitu

  • Biji-bijian, contohnya gandum atau barley sering digunakan sebagai uang di berbagai kebudayaan kuno
  • Garam, memiliki nilai dalam diet manusia dan bisa memperlama penyimpanan makanan terutama di era sebelum adanya metode pendinginan
  • Hewan Ternak, contohnya sapi, kambing, kerbau, digunakan sebagai alat pertukaran dibidang pertanian dan peternakan.
  • Cangkang Kerang, contohnya cangkang cowrie, karena kelangkaan nilai cangkang yang ditemukan di kepulauan pasifik ini dianggap memiliki daya tahan yang baik, dan dianggap menarik secara estetika.
  • Logam Berharga (Awal Mula), contohnya tembaga dan perunggu digunakan sebagai barang uang. Meskipun mereka mulai dianggap sebagai bentuk uang yang lebih maju, mereka pada dasarnya merupakan bentuk barang uang karena memiliki nilai intrinsik dan kegunaan selain dari fungsinya sebagai alat tukar.

Adapun kelebihan dan kekurangan barang uang yaitu pertama pada barang nilai intrinsik, misalnya gandum dan garam adalah bahan makanan yang dibutuhkan, sementara hewan ternak memiliki nilai tinggi karena mereka menyediakan daging, susu, kulit (misalnya, membantu membajak ladang) tetapi hewan ternak juga menjadi kesulitan dalam pembagian ke unit kecil dan transaksi pun menjadi sangat tidak praktis dan barang barang seperti biji bijian dapat dengan mudah rusak dan kehilangan nilai seiring berjalannya waktu. 

Seiring berjalannya waktu, uang pun mengalami perkembangan dari logam kemudian uang kertas. Meskipun uang dalam bentuk kertas dan logam memberikan kemudahan menyimpan dan berbagi membuat barang uang mengarah pada perkembangan yang lebih praktis, barang uang memainkan peran penting dalam sejarah awal sistem keuangan.

3. Awal Mula Munculnya Uang Kertas

Perkembangan uang kertas pertama kali dikenal oleh Dinasti Tang di Tiongkok dan diteruskan Dinasti Song secara signifikan. Pada masa Dinasti Tang, pedagang dan pengusaha telah menerbitkan surat berharga sebagai tanda janji bayar yang dapat digunakan untuk ditukarkan dengan nilai tertentu. Karena keterbatasan uang kertas pada periode ini sehingga tidak diakui oleh pemerintah sebagai alat pembayaran yang sah. Pada periode Dinasti Song uang kertas mulai tersebar luas dan dikenal banyak orang. Keberhasilan di Tiongkok mulai menyebar ke negara-negara lain melalui jalur perdagangan dan membawa masuk pedagang eropa dalam transaksi tersebut. Bank-bank mulai menerapkan uang kertas sebagai bentuk simpanan harta berharga dan media pembayaran transaksi yang bisa ditukarkan kapan saja. 


Kesimpulan

Uang kertas dimulai pada saat keterbatasan kebutuhan manusia dalam sistem barter yang melibatkan perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi hingga terus berkembang dan berevolusi seiring waktu menjadi bentuk mata uang yang kita kenal sekarang. Dengan evolusi tersebut, dapat meningkatkan ekonomi, perdagangan internasional serta mengubah sistem keuangan menjadi lebih sederhana.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 tips metode belajar bahasa inggris untuk pemula yang simple

Sejarah penemuan DNA telah ada pada abad ke-19

Pengalaman Liburan di Tanjung Pinang Yang Berkesan